Ruteng. Parokicewonikit.com – Minggu kedua Paskah, merupakan Hari Minggu Kerahiman Ilahi, disebut juga hari Minggu Putih, Dominica in albis, atau Minggu Santo Tomas. Perayaan ini bukan hanya dirayakan oleh Katolik Roma, tetapi juga beberapa gereja Anglikan. Perayaan tersebut aslinya berdasarkan pada devosi Katolik terhadap Kerahiman Ilahi yang Santa Faustina Kowalska laporkan sebagai bagian dari pertemuannya dengan Yesus, serta dikaitkan dengan janji-janji khusus dari Yesus dan indulgensi-indulgensi yang diberikan oleh Gereja.
Di dalam perwahyuan pribadi yang diterima oleh Santa Faustina, Yesus bersabda: “Aku mau supaya ada Pesta Kerahiman. Aku mau supaya gambar itu diberkati secara mulia pada hari Minggu pertama sesudah Paska. Hari Minggu ini harus menjadi Pesta Kerahiman.” Permintaan ini disampaikan oleh Yesus kepada St. Faustina dari Polandia pada penampakan-Nya tanggal 22 Februari 1931. Permintaan Yesus ini baru terwujud pada tahun 2000, ketika Bapa Suci Yohanes Paulus II menetapkan Hari Minggu setelah Minggu Paskah sebagai Minggu Kerahiman Ilahi. Sejak saat itu Gereja universal secara resmi merayakan Pesta Kerahiman ilahi.
Pada kesempatan berkotbah RD. Ardi Obot mengupas tuntas bacaan Kitab Suci pada perayaan itu;
“ Bacaan pertama menceritakan bagaimana komunitas Kristen mula-mula hidup dalam damai, saling berbagi. Mazmur mengingatkan kita bahwa kasih Tuhan itu abadi. Bacaan kedua berbicara tentang memiliki iman akan kebangkitan. Dan dalam Injil Yesus menunjukkan belas kasihan kepada Tomas, bahkan dalam keraguannya “ jelasnya
Selanjutnya tentang Kebangkitan Yesus Kristus – Ini adalah tema sentral dalam bacaan Minggu Kerahiman Ilahi, karena melalui kebangkitan Kristus kita menerima rahmat dan pengampunan atas dosa-dosa kita. Bacaan tersebut bersaksi tentang fakta bahwa Yesus mengalahkan maut dan dosa, dan bahwa melalui kebangkitannya, kita dapat mengalami hidup dan harapan baru.
Injil pada Bacaan Minggu itu tentang Kerahiman dan Pengampunan Ilahi – Tema ini sangat jelas dalam bacaan Injil Yohanes 20:19-31, di mana Yesus menampakkan diri kepada murid-muridnya dan menawarkan kedamaian dan pengampunan kepada mereka. Dia menugaskan mereka untuk melaksanakan misi pengampunan dan belas kasihannya, dan memberi mereka kuasa Roh Kudus untuk melakukannya.
Hal hal yang patut disimak sehubungan dengan bacaan Injil pada peringatan hari kerahiman ini ialah :
Kesatu; Iman dan Kepercayaan kepada Yesus – Sepanjang bacaan, ada penekanan pada pentingnya iman dan kepercayaan kepada Yesus. Ini khususnya terbukti dalam kisah Tomas, yang awalnya meragukan kesaksian murid-murid lain, tetapi akhirnya menjadi percaya melalui perjumpaannya dengan Kristus yang bangkit.
Kedua; Menyaksikan Kebangkitan – Para murid dipanggil untuk memberikan kesaksian tentang kebangkitan Yesus, dan ini tetap menjadi misi Gereja saat ini. Melalui kata-kata dan tindakan kita, kita dipanggil untuk bersaksi tentang realitas kebangkitan dan membagikan kabar baik tentang belas kasihan dan pengampunan Allah.
Ketiga; Karunia Roh Kudus – Bacaan-bacaan tersebut menekankan pentingnya Roh Kudus dalam memberdayakan para murid untuk menjalankan misi mereka. Melalui Roh Kuduslah mereka dapat mengampuni dosa dan menjadi saksi kebangkitan.
Keempat; Misi Gereja – Bacaan juga menyoroti misi Gereja, yaitu mewartakan kabar baik belas kasih dan pengampunan Allah kepada dunia. Misi ini didasarkan pada realitas kebangkitan dan diberdayakan oleh Roh Kudus.
Kelima; Cinta dan kasih sayang Tuhan untuk umat manusia – Bacaan ini mengungkapkan kedalaman cinta dan kasih sayang Tuhan untuk umat manusia, seperti yang ditunjukkan melalui belas kasih dan pengampunannya. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus menawarkan kepada kita karunia hidup baru dan harapan keselamatan kekal.
Keenam; Kekuatan Iman untuk Mengatasi Keraguan dan Ketakutan – Terakhir, bacaan Kerahiman Ilahi Minggu Tahun A menunjukkan kepada kita bahwa Iman memiliki kekuatan untuk mengatasi keraguan dan ketakutan. Seperti Tomas, kita mungkin bergumul dengan keraguan dan ketidakpastian, tetapi melalui iman dan kepercayaan kepada Yesus, kita dapat mengalami kedamaian dan sukacita yang berasal dari mengenal Kristus yang bangkit.
Sebagai penutup pada kotbah Minggu itu, Pastor Paroki St. Vitalis Cewonikit itu menegaskan;
“ Pesta Kerahiman Ilahi mengajak seluruh umat manusia untuk menyadari kembali belas kasih Allah yang tiada batasnya. Belas kasih Allah yang dibutuhkan manusia dalam segala kondisi terutama ketika manusia telah menjadi korban tirani kuasa dosa, tirani kematian, dan tirani Hukum Taurat yang hanya mengandalkan keselamatan dari manusia saja “ tutupnya.
Misa Kedua Minggu itu koor oleh paduan suara dari komunitas biara yang ada di Paroki Cewonikit yaitu, baiara Lambung Kudus, Dominikan dari Pompei, Fransiskanes Elisabet dan Compasionis.
Diinformasikan pula bahwa perayaan Minggu kerahiman ini menjadi istimewa bertepatan dengan perayaan ulang tahun yang ke 51 dari Pastor Paroki St. Vitalis Cewonikit, Rm. Ardi Obot, Pr.
Redaksi/WG
Minggu Kerahiman Ilahi Koor Gabungan Biarawati